Jumat, 04 Maret 2011

Contoh Penetapan KKM


 
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
 Sumber: Depdiknas

I.     PENGERTIAN DAN FUNGSI KKM
A.   Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan siswa. Kriteria paling rendah untuk menyatakan siswa mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah siswa yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah siswa yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, siswa, dan orang tua siswa. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh siswa dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar siswa.

B.   Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
Fungsi kriteria ketuntasan minimal:
1.      Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi siswa sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;
2.      Sebagai acuan bagi siswa dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh siswa. Siswa diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, siswa harus mengetahui  KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan;
3.      Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah;
4.      Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan siswa dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, siswa, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Siswa melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah;
5.      Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.

II.      MEKANISME PENETAPAN KKM
A.   Prinsip Penetapan KKM
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1.      Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;
2.      Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi
3.      Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Siswa  dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal  yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;
4.      Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;
5.      Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) siswa;
6.      Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan/ menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara;
7.      Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.

B.   Langkah-Langkah Penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:
1.      Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa dengan skema sebagai berikut:
KKM
Indikator

KKM
KD
KKM
SK
KKM
MP
 







Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;
2.      Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
3.      KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu siswa, orang tua, dan dinas pendidikan;
4.      KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali siswa.
C.   Penentuan  Kriteria Ketuntasan Minimal
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:
1.      Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
a.       guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada siswa;
b.      guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;
c.       guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang  diajarkan;
d.      siswa dengan kemampuan penalaran tinggi;
e.       siswa yang cakap/terampil menerapkan konsep;
f.       siswa yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;
g.      waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;
h.      tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar siswa dapat mencapai ketuntasan belajar.
Contoh 1.
SK 2.              :  Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
KD 2.2           :  Membuktikan dan mengkomunikasikan  berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia
Indikator        :  Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan pereaksi pembatas diperlukan beberapa tahap pemahaman/penalaran siswa dalam perhitungan kimia.
Contoh 2.
SK 1.              :  Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
KD 1.1.          :  Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron
Indikator        :  Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik atau nomor atom unsur.
Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan tahapan berpikir/penalaran yang tinggi.
2.      Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.
a.       Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai siswa seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;
b.      Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.
Contoh:
SK 3.           :  Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri
KD 3.3         :  Menjelaskan keseimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah keseimbangan dengan melakukan percobaan
Indikator      :  Menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada pergeseran keseimbangan melalui percobaan.
Daya dukung untuk Indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai sarana prasarana yang cukup untuk melakukan percobaan, dan guru mampu menyajikan pembelajaran dengan baik. Tetapi daya dukungnya rendah apabila sekolah tidak mempunyai sarana untuk melakukan percobaan atau guru tidak mampu menyajikan pembelajaran dengan baik.
3.      Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa di sekolah yang bersangkutan
Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan  siswa baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan siswa di kelas sebelumnya.

Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:

Aspek yang dianalisis
Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas
Tinggi
< 65
Sedang
65-79
Rendah
80-100
Daya Dukung
Tinggi
80-100
Sedang
65-79
Rendah
<65
Intake siswa
Tinggi
80-100
Sedang
65-79
Rendah
<65
    
Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.

Aspek yang dianalisis
Kriteria penskoran
Kompleksitas
Tinggi
1
Sedang
2
Rendah
3
Daya Dukung
Tinggi
3
Sedang
2
Rendah
1
Intake siswa
Tinggi
3
Sedang
2
Rendah
1

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:

[(1  +  3  +  2)/9]x100 = 66,7
             

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.

Kamis, 03 Maret 2011

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fisika SMA


Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas X, Semester 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.  Menerapkan  konsep  besaran fisika dan pengukurannya
1.1  Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
1.2  Melakukan penjumlahan vektor
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik

2.1  Menganalisis besaran fisika pada gerak  dengan kecepatan dan percepatan konstan
2.2  Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan
2.3  Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan




Kelas X,  Semester 2

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.  Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik 

3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif
3.2 Menerapkan alat-alat optik dalam  kehidupan sehari-hari
4.  Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi
4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor
4.3 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah

5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi
5.1  Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop)
5.2   Mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari
5.3  Menggunakan alat ukur listrik
 
6. Memahami konsep dan prinsip gelombang elektromagnetik
6.1  Mendeskripsikan spektrum gelombang elektromagnetik
6.2  Menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik pada kehidupan sehari-hari












Kelas  XI,  Semester  1
         
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.    Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik
 
1.1  Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan menggunakan vektor 
1.2 Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton
1.3    Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan
1.4    Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran
1.5    Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik
1.6    Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari
1.7    Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan





Kelas XI,   Semester   2

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
2.    Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3.   Menerapkan  konsep termodinamika dalam mesin kalor

3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal  monoatomik
3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum  termodinamika





Kelas XII,  Semester  1
         
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.  Menerapkan  konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah

1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum
1.2 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi dan cahaya
1.3 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
2.  Menerapkan  konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
2.1 Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada keping sejajar
2.2  Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk teknologi
2.3  Memformulasikan konsep induksi Faraday dan arus bolak-balik serta penerapannya





Kelas XII,  Semester  2

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.  Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas Einstein dalam paradigma fisika modern

3.1 Menganalisis secara kualitatif gejala kuantum yang mencakup hakikat dan sifat-sifat radiasi benda hitam serta penerapannya
3.2 Mendeskripsikan perkembangan teori atom
3.3 Memformulasikan teori relativitas khusus untuk waktu, panjang, dan  massa, serta kesetaraan massa dengan energi yang diterapkan dalam teknologi

4.  Menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari

4.1  Mengidentifikasi  karakteristik inti atom dan radioaktivitas 
4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan radoaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari


KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA BERDASARKAN KKNI

UNIVERSITAS FLORES FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FIS...